AKARTA--MI: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) meminta siswa dan guru, dapat segera menggunakan buku elektronik (e-book) melalui jaringan internet di sekolah, tanpa harus menunggu peluncuran e-book pada 20 Agustus nanti.
''Sekarang, jaringan e-book sudah semakin baik, dan bagi sekolah yang memiliki internet, dapat sudah mengunduh dengan gratis, dengan lebih cepat, tanpa harus menunggu peluncuran,'' ujar Kepala Pusat Tekhnologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas Lilik Gani kepada Media Indonesia, Rabu (6/8).
Lilik juga memastikan, peluncuran program buku murah dan e-book, akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Agustus mendatang, di Istana Negara Presiden RI. ''Ini juga, nantinya akan dijadikan sebagai bentuk kebangkitan pendidikan Indonesia,'' kata Lilik.
Dengan demikian, kata Lilik, pihaknya membantah pernyataan dari sejumlah kalangan, bahwa penundaan peluncuran e-book sebagai pertanda ketidaksiapan pemerintah, dalam mendorong reformasi perbukuan. ''Itu tidak benar, karena kita berkomitmen, untuk mendorong harga buku murah dengan e-book tersebut,'' kata Lilik.
Bahkan, kata Lilik, komitmen itu ditunjukkan pemerintah dengan menyewa jaringan, bekerja sama dengan pihak Telkom secara multiyears (bertahun-tahun) sejak 2008. ''Artinya, Jardiknas yang sebelum 2008, hanya menyewa 4 bulan, kini sudah multiyears, sehingga tidak mudah terputus dalam hitungan bulan. Ini akan membawa dampak pengelolaan e-book bertahan lama,'' ujar Lilik.
Mengenai belum siapnya infrastruktur (jaringan internet) yang belum merata di sejumlah daerah, Lilik meminta pihak terkait untuk membantu mengembangkan infrastruktur yang ada, khususnya di daerah Indonesia bagian timur. ''Dalam hal ini, Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) lah yang berkompeten, guna pengembangan infrastruktur di daerah. Namun, jika ditanya kesiapan Depdiknas, dalam e-book ini, saya bisa berani katakan sudah 100% siap, siswa dan guru serta masyarakat umum dapat mengaksesnya,'' ujar Lilik.
Jika memang masih ada yang mengalami kendala, jelas Lilik, bukan berarti kesalahan dari jaringan e-book atau Pustekkom Depdiknas, tetapi juga perlu dilihat dari sisi lain yakni, user atau sumber daya manusianya, dan juga teknis komputernya. (Dik/OL-03)
Sumber: Media Indonesia Online
http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MjE2MDQ=